Kampar. Suarademokrasiriau.com — Rendahnya harga karet telah berdampak pada kesejahteraan petani dan tingkat produksi yang berpotensi menurun.
Ketua Rt.36 Hasan Basri yang juga selaku pemasok Karet, ia menyebutkan harga karet global yang rendah dengan harga modal dari petani mencapai Rp. 4700 rupiah telah membuat berimbas pada kesejahteraan petani dan produksi secara menurun, usai pantauan wartawan saat salah satu petani menjual hasil karetnya. Sabtu (18/7/20).
Petani enggan di sebut nama tersebut, menyampaikan saat ini tani karet sangat tidak mencukupi lagi untuk bertani, hanya bisa untuk sampingan saja tidak bisa fokus lagi dengan lahan satu hektar saja dapat mengumpulkan karet seberat 83 kilo, dengan harga 4700 rupiah perkilo, sudah jelas tidak mendalangi, yg biasa setandarnya tahun lalunya mencapai 8000 lebih per-kilonya, "imbuhnya kepada awak media Suarademokrasiriau.com.
Lanjut lagi Hasan Basri menyebutkan rendahnya harga karet telah membuat petani dalam negeri khusunya, kabupaten kampar, desa Karya indah kilo meter 6 kesulitan merawat tanamannya. Hal ini terlihat dari biaya yang tidak memadai lagi.
"Produksi berpotensi turun sudah jelas menjadi turun dari keluhan petani pemilik kebun karet tersebut sudah terdampak," sambungnya.
Lahan petani yang terimbas menurunya harga karet ini diharapkan Hasan Basri dapat menjadi pelajaran bagi pasar global dan negara penyerap karet alam untuk tak mempermainkan harga.
"Pasalnya, tren penurunan produksi dan harga karet petani secara global memberi dampak yang nyata bagi sisi perekonomian masyarakat khususnya petani karet.
"Ini menjadi pengalaman yang harus dipelajari market. Jangan main-main jika harga rendah terlalu lama. Hal ini menyakiti pohon karet dan petani tentunya, bisa-bisa produksi menurun. Harga rendah tidak setabil bagi petani," ucapnya.
Disebut Hasan Basri tak berdampak panjang bagi harga karet, tentunya dengan harga karet terlalu lama dengan harga yang terlalu rendah, tutupnya.
(Red/rilis-ant)**
0 comments:
Posting Komentar